Indah
Pada Waktunya
Deyana. Ia adalah seorang gadis SMA
yang belakangan ini tengah dekat dengan seorang laki-laki, panggil saja Tama.
Dimata Deyana, Tama adalah orang yang luar biasa. Karenanya, Deyana selalu
tersenyum dan semangat menjalani apapun. Sebenarnya, mereka terpisah oleh jarak
yang jauh. Laut memisahkan mereka. Saling balas berbalas pesan. Cara itulah
yang mereka lakukan untuk dapat berkomunikasi. Malam menjelang. Mentari
menyembunyikan sinarnya. Deyana duduk termenung sambil menatapi handphone yang
sedari tadi sepi. Tak ada satu pesanpun dari Tama.
Deyana:
(menatap handphone sambil memasang muka cemberut) Tama kemana ya daritadi siang aku menunggunya tapi sampai jam segini
dia tak mengirim pesan satupun.
Tring tring…
(percakapan via sms)
(percakapan via sms)
Deyana:
(dengan gesit meraih dan membuka handphonenya) pesan dari siapakah ini? (senyumnya mengembang).
Tama : Deyana aku minta maaf ya karena aku baru bisa mengirim pesan ke kamu. Tadi setelah pulang sekolah aku langsung pergi bimbel jadi sesampainya dirumah aku langsung tidur. Aku sangat kelelahan, maklum sudah kelas 12 hehe.
Deyana: Iya Tam tidak apa-apa. Aku mengerti. Kamu harus menjaga kesehatanmu dan istirahat yang cukup agar kamu tidak sakit.
Tama : Siap bos! Kamu perhatian sekali jangan-jangan kamu naksir aku ya? Hahaha
Deyana: Percaya diri banget kamu. Wajar-wajar saja kan jiika memberi perhatian ke teman aku sendiri? Kamu juga sering tuh memberi perhatian ke aku berarti kamu naksir aku ya hayooo?
Tama: Hahaha kamu bisa saja. Memangnya kalau aku naksir sama kamu dilarang ya? Yasudah lebih baik kita belajar. Tugas aku untuk besok banyak. Kamu semangat ya.
Deyana: Haha lucu sekali kamu. Oke siap bos kamu juga semangat ya cayooo Tam!
Tama : Deyana aku minta maaf ya karena aku baru bisa mengirim pesan ke kamu. Tadi setelah pulang sekolah aku langsung pergi bimbel jadi sesampainya dirumah aku langsung tidur. Aku sangat kelelahan, maklum sudah kelas 12 hehe.
Deyana: Iya Tam tidak apa-apa. Aku mengerti. Kamu harus menjaga kesehatanmu dan istirahat yang cukup agar kamu tidak sakit.
Tama : Siap bos! Kamu perhatian sekali jangan-jangan kamu naksir aku ya? Hahaha
Deyana: Percaya diri banget kamu. Wajar-wajar saja kan jiika memberi perhatian ke teman aku sendiri? Kamu juga sering tuh memberi perhatian ke aku berarti kamu naksir aku ya hayooo?
Tama: Hahaha kamu bisa saja. Memangnya kalau aku naksir sama kamu dilarang ya? Yasudah lebih baik kita belajar. Tugas aku untuk besok banyak. Kamu semangat ya.
Deyana: Haha lucu sekali kamu. Oke siap bos kamu juga semangat ya cayooo Tam!
Merekapun belajar. Bukan belajar bersama,akan
tetapi dirumah masing-masing. Ketika sedang belajar, tiba-tiba Deyana tertidur. Tama masih sibuk menggarap tugas-tugasnya.
Tring tring (satu pesan diterima)
Deyana:
(terbangun dan mengucek mata) pesan dari siapakah ini? Mengganggu saja. (meraih handphone yang ada diatas meja dan
membukanya).
Tama : Oyasumi Dey^^
Deyana: Apa kamu telah selesai dengan tugas-tugasmu? Oyasumi juga^^
Tama : Pastinya sudah aku selesaikan semua. Kamu belum tidur?
Deyana: Sebenarnya aku sudah tidur, tapi gara-gara ada pesan di handphoneku aku jadi terbangun.
Tama : Oh maafkan aku. Yasudah lebih baik lanjutkan tidurmu. Selamat malam Deyana.
Tama : Oyasumi Dey^^
Deyana: Apa kamu telah selesai dengan tugas-tugasmu? Oyasumi juga^^
Tama : Pastinya sudah aku selesaikan semua. Kamu belum tidur?
Deyana: Sebenarnya aku sudah tidur, tapi gara-gara ada pesan di handphoneku aku jadi terbangun.
Tama : Oh maafkan aku. Yasudah lebih baik lanjutkan tidurmu. Selamat malam Deyana.
Deyana tak membalas pesan dari Tama
karena dia sudah sangat mengantuk…
Mentari kembali memberikan sinarnya.
Dengan tergesa-gesa, Deyana bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah karena pagi
ini dia terlambat untuk bangun pagi.
Sesampainya disekolah…
Rhoma : Dey,
ayo cepat ke lapangan upacara!
Deyana: (lari terbirit-birit menuju kelas untuk menyimpan tasnya dan langsung menuju lapangan upacara)
Rhoma : Pasti kamu telat bangun.
Deyana: iya hehe untung saja tidak terlambat.
Deyana: (lari terbirit-birit menuju kelas untuk menyimpan tasnya dan langsung menuju lapangan upacara)
Rhoma : Pasti kamu telat bangun.
Deyana: iya hehe untung saja tidak terlambat.
Setelah semua murid berada di lapangan
upacara dan semua barisan sudah rapih, upacarapun dimulai. Setelah kurang lebih
45 menit upacara dilangsungkan, akhirnya upacara selesai dan semua siswa
membubarkan diri menuju ruang kelasnya masing-masing.
Deyana:
(mengambil handphone dari dalam tasnya dan membuka handphone) ada satu pesan, pasti dari Tama.
Tama : Pagi Dey...
Deyana: Tuhkan apa aku bilang pasti kamu yang mengirim pesan hehe. (mengetik pesan) Pagi juga Tam..
Jam istirahat, di depan ruang kelas…
Deyana: (melamun)
Tasia : Apa yang sedang kamu lamunkan?
Deyana: (terkejut) nggg…
Tasia : Aku tahu aku tahu, pasti kamu sedang melamunkan Tama, benarkan?
Deyana: kamu tahu saja hehe.
Tasia : Hal apa yanh sedang kamu lamunkan tentangnya?
Deyana: Aku hanya berpikir, apakah bisa aku bertemu dan berkomunikasi dengannya secara langsung? Karena selama ini kau tahu aku dan dia hanya bisa balas berbalas pesan.
Tasia : Ya aku tahu itu. Tenanglah, jika Tuhan menghendaki kalian berdua untuk bertemu pasti semua akan terjadi. Percayalah.
Deyana: Ya aku selalu percaya bahwa suatu saat nanti Allah akan memberiku kesempatan untuk memandang wajahnya secara langsung dan berbicara dengan saling berpandangan. Pasti sangat indah. Aku bisa membayangkannya.
Tasia : Akan tetapi kamu harus tetap berhati-hati. Siapa tahu dia itu orang yang jahat dan berhidung belang.
Deyana: Walau aku tak pernah bertemu dengannya secara langsung aku tahu dia itu orang yang sangat baik dan jujur. Aku dapat menyimpulkan hal tersebut karena dia sangat terbuka terhadapku. Setiap dia mempunyai masalah dia akan menceritakannya kepadaku.
Tasia : Yasudah kalau memang itu menurut pendapatmu, aku hanya mengingatkan saja. Ayo kita masuk kelas, bel masuk sudah berbunyi.
Tama : Pagi Dey...
Deyana: Tuhkan apa aku bilang pasti kamu yang mengirim pesan hehe. (mengetik pesan) Pagi juga Tam..
Jam istirahat, di depan ruang kelas…
Deyana: (melamun)
Tasia : Apa yang sedang kamu lamunkan?
Deyana: (terkejut) nggg…
Tasia : Aku tahu aku tahu, pasti kamu sedang melamunkan Tama, benarkan?
Deyana: kamu tahu saja hehe.
Tasia : Hal apa yanh sedang kamu lamunkan tentangnya?
Deyana: Aku hanya berpikir, apakah bisa aku bertemu dan berkomunikasi dengannya secara langsung? Karena selama ini kau tahu aku dan dia hanya bisa balas berbalas pesan.
Tasia : Ya aku tahu itu. Tenanglah, jika Tuhan menghendaki kalian berdua untuk bertemu pasti semua akan terjadi. Percayalah.
Deyana: Ya aku selalu percaya bahwa suatu saat nanti Allah akan memberiku kesempatan untuk memandang wajahnya secara langsung dan berbicara dengan saling berpandangan. Pasti sangat indah. Aku bisa membayangkannya.
Tasia : Akan tetapi kamu harus tetap berhati-hati. Siapa tahu dia itu orang yang jahat dan berhidung belang.
Deyana: Walau aku tak pernah bertemu dengannya secara langsung aku tahu dia itu orang yang sangat baik dan jujur. Aku dapat menyimpulkan hal tersebut karena dia sangat terbuka terhadapku. Setiap dia mempunyai masalah dia akan menceritakannya kepadaku.
Tasia : Yasudah kalau memang itu menurut pendapatmu, aku hanya mengingatkan saja. Ayo kita masuk kelas, bel masuk sudah berbunyi.
Deyana dan Tasia memasuki ruang kelas.
Pelajaran akan kembali dimulai. Setelah semua pelajaran telah usai, Deyana
bergegas untuk pulang menuju rumahnya. Setelah sesampainya dirumah, Deyana
melepas seragam dan menggantinya dengan baju tidur lalu berbaring di atas
tempat tidurnya.
Tring tring (satu pesan diterima)
Tama : Bagaimana Dengan harimu disekolah? Apakah
menyenangkan?
Deyana: Pasti. Hariku selalu menyenangkan. Bagaimana denganmu Tam?
Tama : Wah bagus, emm aku kurang sedikit menyenangkan. Kamu pasti ingin tahu apa alasannya,benarkan?
Deyana: Tidak.
Tama : Kamu jahaaaaaat.
Deyana: Haha maaf maaf aku hanya bercanda aku kan orang yang baik. Memangnya apa alasanmu?
Tama: Moodku sedang tidak baik. Awas sekali lagi kau seperti itu akan aku makan kau hidup-hidup hahaha.
Deyana: Coba saja kalau kau berani memakanku. Apa kau tidak takut kehilanganku? Hahaha.
Tama : Tidak sama sekali. Karena saat aku memakanmu kau akan tersimpan disini. Didalam hatiku.
Deyana: Kau membuat aku tersipu, sudahlah hentikan gombalanmu itu haha.
Tama : Aku ingin bicara jujur, tapi..
Deyana: Apa yang ingin kau bicarakan? Ayolah beritahu aku.
Tama : Sebenarnya….aku akan kehilanganmu.
Deyana: Apa yang kamu bicarakan ini? Tentu kamu tak akan kehilanganku, karena aku selalu ada disini menemanimu.
Deyana: Pasti. Hariku selalu menyenangkan. Bagaimana denganmu Tam?
Tama : Wah bagus, emm aku kurang sedikit menyenangkan. Kamu pasti ingin tahu apa alasannya,benarkan?
Deyana: Tidak.
Tama : Kamu jahaaaaaat.
Deyana: Haha maaf maaf aku hanya bercanda aku kan orang yang baik. Memangnya apa alasanmu?
Tama: Moodku sedang tidak baik. Awas sekali lagi kau seperti itu akan aku makan kau hidup-hidup hahaha.
Deyana: Coba saja kalau kau berani memakanku. Apa kau tidak takut kehilanganku? Hahaha.
Tama : Tidak sama sekali. Karena saat aku memakanmu kau akan tersimpan disini. Didalam hatiku.
Deyana: Kau membuat aku tersipu, sudahlah hentikan gombalanmu itu haha.
Tama : Aku ingin bicara jujur, tapi..
Deyana: Apa yang ingin kau bicarakan? Ayolah beritahu aku.
Tama : Sebenarnya….aku akan kehilanganmu.
Deyana: Apa yang kamu bicarakan ini? Tentu kamu tak akan kehilanganku, karena aku selalu ada disini menemanimu.
Deyana menunggu dan menunggu tapi tak
ada balasan pesan dari Tama.Tama menghilang. Deyana mulai memikirkan isi pesan
yang dikirim oleh Tama kepadanya “aku akan kehilanganmu”. Deyana mulai
bertanya-tanya apa alasan Tama bicara seperti itu. Deyana mulai menangis…
Keesokan paginya…
Di ruang kelas, Deyana sedang duduk
termenung di bangkunya. Maulina yang sedari tadi memperhatikannya dari jauh
kini mulai mendekat.
Maulina:
(mendekati Deyana) Ada apa denganmu?
Deyana: (terkejut) kamu mengagetkanku. Aku baik-baik saja. Memangnya ada apa denganku?Apa ada yang salah?
Maulina: Maaf bila aku membuatmu terkejut. Aku perhatikan dari tadi kamu hanya duduk melamun disini sendirian. Apa ada masalah yang menimpamu?
Deyana: Aku belum siap untuk menceritakan ini semua.
Maulina: Aku mengerti. Kamu harus sabar dan kuat karena Allah selalu bersama kita.
Deyana: Iya terimakasih banyak maul.
Deyana: (terkejut) kamu mengagetkanku. Aku baik-baik saja. Memangnya ada apa denganku?Apa ada yang salah?
Maulina: Maaf bila aku membuatmu terkejut. Aku perhatikan dari tadi kamu hanya duduk melamun disini sendirian. Apa ada masalah yang menimpamu?
Deyana: Aku belum siap untuk menceritakan ini semua.
Maulina: Aku mengerti. Kamu harus sabar dan kuat karena Allah selalu bersama kita.
Deyana: Iya terimakasih banyak maul.
Satu minggu, satu bulan, dua bulan,
tiga bulan, empat bulan tlah berlalu. Tak ada kabar sama sekali dari Tama.
Setiap saat Deyana selalu bertanya pada dirinya sendiri sebenarnya apa alasan
yang membuat Tama menghilang dari hidupnya.
Disekolah…
Rhoma :
(menepuk pundak Deyana) Bagaimana hubunganmu dengan Tama? Apa sudah baik?
Deyana: (menghela napas) sama sekali tidak. Dia sama sekali belum memberi kabar. Menurut kalian, apa alasan dia melakukan ini semua kepadaku?
Tasia : Apa kamu pernah melalukan atau mengucapkan sesuatu yang menyinggung perasaannya?
Deyana: (berpikir) nggg.. sama sekali tidak.
Maulina: Apa yang menurutmu tidak belum tentu sama dengan menurutnya.
Rhoma : Apa kamu sudah mencoba menghubunginya?
Deyana: Aku tidak punya nyali untuk menghubunginya, walau aku ingin. Aku takut membuatnya terusik akan kehadiranku lagi.
Rhoma : Jangan berpikir negatif sebelum kau mencobanya.
Deyana: (menunduk) aku takut…
Maulina: Jangan takut, dia orang yang baik bukan?
Deyana: Iya (menghela napas) tapi…
Rhoma : Ayo jangan putus asa begitu.
Tasia : Kamu pasti bisa.
Deyana: (mengangkat kepala) Sudah aku putuskan bahwa aku tak akan pernah mencoba menghubunginya. Mungkin Tuhan tak memberikan ijin kepadaku untuk bertemu dengannya. Dan mungkin juga Tuhan tak mengijinkan kita untuk bersatu. Aku ikhlas walau aku menyayanginya.
Tasia : Tapi..
Deyana: Sudahlah, aku yakin Tuhan punya rencana yang indah dibalik semua keterpurukkanku ini. Didepan sana pasti akan ada suatu hal yang lebih ini daripada yang aku temukan saat ini. Aku percaya, karena setiap masalah akan indah pada waktunya.
Deyana: (menghela napas) sama sekali tidak. Dia sama sekali belum memberi kabar. Menurut kalian, apa alasan dia melakukan ini semua kepadaku?
Tasia : Apa kamu pernah melalukan atau mengucapkan sesuatu yang menyinggung perasaannya?
Deyana: (berpikir) nggg.. sama sekali tidak.
Maulina: Apa yang menurutmu tidak belum tentu sama dengan menurutnya.
Rhoma : Apa kamu sudah mencoba menghubunginya?
Deyana: Aku tidak punya nyali untuk menghubunginya, walau aku ingin. Aku takut membuatnya terusik akan kehadiranku lagi.
Rhoma : Jangan berpikir negatif sebelum kau mencobanya.
Deyana: (menunduk) aku takut…
Maulina: Jangan takut, dia orang yang baik bukan?
Deyana: Iya (menghela napas) tapi…
Rhoma : Ayo jangan putus asa begitu.
Tasia : Kamu pasti bisa.
Deyana: (mengangkat kepala) Sudah aku putuskan bahwa aku tak akan pernah mencoba menghubunginya. Mungkin Tuhan tak memberikan ijin kepadaku untuk bertemu dengannya. Dan mungkin juga Tuhan tak mengijinkan kita untuk bersatu. Aku ikhlas walau aku menyayanginya.
Tasia : Tapi..
Deyana: Sudahlah, aku yakin Tuhan punya rencana yang indah dibalik semua keterpurukkanku ini. Didepan sana pasti akan ada suatu hal yang lebih ini daripada yang aku temukan saat ini. Aku percaya, karena setiap masalah akan indah pada waktunya.
Akhirnya, Deyana bertekad untuk
melupakan semua kenangan pahit yang dialaminya. Walau sulit, ia akan mencoba
dan terus mencoba sampai ia berhasil mengahpus semua memori tentang Tama.
Karena ia yakin bahwa ini semua akan indah pada waktunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar